BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Preeklampsia merupakan suatu penyakit yang langsung
disebabkan oleh kehamilan yang hingga kini penyebabnya masih belum diketahui
dengan pasti, yang ditandai dengan hipertensi atau tekanan darah tinggi, edema
dan proteinuria yang masih merupakan sebab utama kematian ibu dan sebab
kematian perinatal yang tinggi. (Wiknjosastro, H, 2006. hal 281)
Salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu dan
janin adalah preeklampsia (PE) yang menurut WHO angka kejadiannya berkisar
antara 0,51%-38,4%. Di negara maju angka kejadian preeklampsia berkisar 6-7%
dan eklampsia 0,1-0,7%. Salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu dan
janin adalah preeklampsia (PE) yang menurut WHO angka kejadiannya berkisar
antara 0,51%-38,4%. Di negara maju angka kejadian preeklampsia berkisar 6-7%
dan eklampsia 0,1-0,7%. Sedangkan angka kematian ibu yang diakibatkan
preeklampsia di negara berkembang masih tinggi. Preeklampsia adalah salah satu
sindrom yang dijumpai pada ibu hamil diatas 20 minggu terdiri dari hipertensi,
dan proteinuria dengan atau tanpa edema.
World Health Organization (WHO)
memperkirakan bahwa ada 500.000 kematian ibu melahirkan di seluruh dunia setiap
tahunnya, 99 % diantaranya terjadi di negara berkembang. Dari angka tersebut
diperkirakan bahwa hampir 1 orang ibu setiap menit meninggal akibat kehamilan
dan persalinan. Angka kematian maternal di negara berkembang diperkirakan
mencapai 100-1000/100.000 kelahiran hidup, sedang di negara maju berkisar
antara 7-15/100.000 kelahiran hidup. Ini berarti bahwa di negara berkembang
risiko kematian maternal 1 diantara 29 persalinan sedangkan di negara
maju 1 diantara 29.000 persalinan.
Di negara maju terdapat penurunan insiden preeklampsia
secara bermakna akan tetapi relative konstan pada 15-30 tahun terakhir .
Tingginya angka kematian ini disebabkan karena kurang sempurnanya pengawasan
ante natal. Preeklampsia merupakan penyakit yang angka kejadiannya di setiap
negara berbeda-beda. Angka kejadian lebih banyak terjadi di negara berkembang
dibanding pada negara maju. Hal ini disebabkan oleh karena di negara maju
perawatan perinatalnya lebih baik.
Di Indonesia, angka kematian ibu adalah 307/100.000
kelahiran hidup. Preeklampsia merupakan salah satu penyebab utama morbiditas
dan mortalitas perinatal. Jumlah preeklampsia meningkat pada primigravida
karena pada primigravida sering mengalami stres dalam menghadapi persalinan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa adanya hubungan
antara primigravida dengan angka kejadian preeklampsia.
Penyakit hipertensi dalam kehamilan (HDK) termasuk
preeklampsia sampai saat ini masih merupakan masalah dalam pelayanan obstetri
di Indonesia. Angka morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal akibat
penyakit ini masih tinggi. Penyebab terjadinya gangguan preeklampsia belum
diketahui dengan pasti. Sering diduga preeklampsia terjadi karena sistem
kekebalan tubuh yang bermasalah dan akibat terjepitnya pembuluh darah sehingga
aliran pembuluh darah pada plasenta menjadi terganggu. Penelitian ini bertujuan
mengetahui faktor risiko kejadian preeklampsia pada ibu melahirkan di RSIA Siti
Fatimah Makassar.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Selatan Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2009 yang disebabkan oleh
preeklampsia ringan adalah 31 0rang. (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Selatan 2009, diakses 26 mei 2010)
Data yang diperoleh dari Medical Record Rumah Sakit
Ibu dan Anak Sitti Fatimah Makassar pada tahun 2009 kejadian preeklampsia
sebanyak 17 orang dari 3705 ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya. (Profil
Medical Record RSIA Siti Fatimah Makassar 2009)
Meskipun kejadian ini tidak terlalu tinggi namun
hal ini merupakan masalah dalam kehamilan yang memerlukan perhatian yang serius
untuk menjadi perioritas di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar.
Preeklampsia masih sering terdengar di masyarakat yang
masih banyak ibu hamil yang tidak mengetahui tentang bahaya kejadian
preeklampsia. Dengan demikian diharapkan kepada semua ibu hamil agar secara
rutin untuk memeriksakan kehamilannya (ANC) di setiap klinik bidan, Puskesmas
dan Rumah Sakit.
Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk
membahas lebih lanjut melalui karya tulis ilmiah dengan judul Manajemen Asuhan
Kebidanan dengan Preeklampsia Ringan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah
Makassar.
B.
Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup pembahasan karya tulis ilmiah
ini, penulis membatasi pada Manajemen Asuhan Kebidanan dengan Preeklampsia
Ringan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah yang dilaksanakan pada tanggal
28 Juni, 05 dan 12 Juli 2010.
1.
Tujuan Umum
Dapat melaksanakan asuhan kebidanan
pada Ny.”X” dengan preeklampsia ringan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah
Makassar dengan menggunakan pendekatan manajemen asuhan kebidanan sesuai dengan
wewenang bidan.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan
identifikasi dan analisa data dasar pada Ny. “X“ dengan preeklampsia ringan.
b. Merumuskan
diagnosa/masalah aktual pada Ny. “X“ dengan preeklampsia ringan.
c. Merumuskan
diagnosa/masalah potensial pada Ny. “X“ dengan preeklampsia ringan.
d. Mengidentifikasi
perlunya tindakan segera dan kolaborasi pada Ny. “X” dengan preeklampsia
ringan.
e. Menyusun
rencana tindakan manajemen asuhan kebidanan pada Ny. “X“ dengan
preeklampsia ringan.
f. Melaksanakan
tindakan manajemen asuhan kebidanan yang telah disusun pada Ny. “X“
dengan preeklampsia ringan.
g. Mengevaluasi
hasil tindakan yang telah dilaksanakan pada Ny. “X“ dengan preeklampsia ringan.
h. Mendokumentasikan
manajemen asuhan kebidanan pada Ny. “X“ dengan preeklampsia ringan.
D. Manfaat
Penulisan
1. Manfaat Praktis
Sebagai salah satu sumber informasi
bagi penentu kebijakan dan pelaksanaan program , baik Dinas Kesehatan maupun di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar Tahun 2010 dalam penyusunan,
serta sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan
Diploma III Kebidanan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
2. Manfaat Ilmiah
Sebagai bahan masukan atau informasi
bagi tenaga bidan, maupun tenaga kesehatan lainnya di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Siti Fatimah Makassar dalam menangani kasus khususnya yang berkaitan dengan
preeklampsia ringan.
3. Manfaat Institusi
Sebagai acuan yang diharapkan dapat
bermanfaat dalam pengembangan institusi dan penulisan karya tulis ilmiah
selanjutnya.
4. Manfaat bagi Penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan serta tambahan pengalaman yang sangat berharga dalam penerapan
manajemen asuhan kebidanan, khususnya pada kasus preeklampsia ringan.
E. Metode
Penulisan
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini berdasarkan
teori ilmiah yang dipadukan dengan praktek dan pengalaman penulis memerlukan
data yang objektif dan relevan dengan teori-teori yang dijadikan dasar analisa
dalam pemecahan masalah. Untuk itu penulis menggunakan metode sebagai berikut:
1. Studi Kepustakaan
Penulis mempelajari berbagai
literatur seperti buku, hand out, mengambil data-data dari internet,
ataupun mempelajari kembali materi kuliah yang berkaitan dengan preeklampsia
ringan.
2. Studi Kasus
Penulis melaksanakan studi kasus
pada Ny, “X“ dengan pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang meliputi 7
langkah yaitu : identifikasi data dasar, identifikasi diagnosa atau masalah
aktual, identifikasi diagnosa atau masalah potensial, melaksanakan tindakan
segera dan kolaborasi, merencanakan tindakan asuhan kebidanan, melaksanakan
tindakan asuhan kebidanan, evaluasi asuhan kebidanan serta pendokumentasian
asuhan kebidanan.
Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan cara :
a. Anamnesis/Wawancara
Penulis melakukan tanya jawab pada
Ny. “X“ dan suami untuk mendapatkan data yang diperlukan untuk memberi asuhan
kebidanan pada klien tersebut.
b. Pemeriksaan
fisik
Melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis pada
klien meliputi pemeriksaan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi serta
pemeriksaan diagnostik lainnya sesuai dengan kebutuhan dan indikasi.
c. Pengkajian
psikososial
Pengkajian psikososial meliputi
emosional, respon terhadap kondisi yang dialami. Serta pola interaksi terhadap
keluarga, petugas kesehatan, lingkungannya/kehidupan bertetangga, dan keykinan/kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta persiapan biaya untuk persalinan.
3. Studi Dokumentasi
Membaca dan mempelajari status
kesehatan yang berhubungan dengan keadaan klien yang bersumber dari catata
dokter, bidan, perawat, petugas laboratorium maupun hasil pemeriksaan penunjang
lainnya yang dapat memberi konstribusi dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah
ini.
4. Diskusi
Mengadakan tanya jawab dengan dokter
dan bidan yang menangani langsung pasien tersebut serta mengadakan diskusi
dengan dosen pengasuh atau pembimbing karya tulis imiah ini.
F. Sistematika
Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam
penulisan karya tulis ilmiah ini terdiri dari :
BAB I : PENDAHULUAN :
A.
Latar Belakang
B.
Ruang Lingkup
C.
Tujuan Penulisan :
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D.
Manfaat Penulisan
E. Metode Penulisan
F. Sistematika
Penulisan
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA :
A.
Tinjauan Tentang Kehamilan :
1. Pengertian Kehamilan
2. Tanda Pasti Kehamilan
3. Peubahan Fisiologi Kehamilan
B.
Tinjauan Tentang Preeklampsia :
1. Pengertian Preeklampsia
2. Penyebab Preeklampsia
3. Gambaran Klinik Preeklampsia
4. Faktor Predisposisi Preeklampsia
5. Klasifikasi Preeklampsia
6. Patofisiologi Preeklampsia
7. Perubahan Anatomi-Patologik pada Organ
8. Uji Kemungkinan Preeklampsia
9. Komplikasi Preeklampsia
10. Penanganan Preeklampsia Ringan
11. Pencegahan Preeklampsia Ringan
C.
Tinjauan Tentang Antenatal Care
1. Pengertian Antenatal Care
2. Manfaat Pelayanan Antenatal Care
3. Tujuan Antenatal Care
4. Kebijakan Program
D.
Proses Manajemen Kebidanan
1. Pengertian Manajemen Kebidanan
2. Proses Manajemen Kebidanan
E.
Pendokumentasian Manajemen Kebidanan
BAB III : STUDI KASUS:
A.
Langkah I : Mengidentifikasi dan menganalisa
data
B. Langkah II :
Mengidentifikasi diagnosa/masalah aktual
C. Langkah III : Mengidentifikasi
diagnosa/masalah potensial
D. Langkah IV : Melaksanakan
tindakan segera dan kolaborasi
E. Langkah V : Merencanakan tindakan asuhan kebidanan
F. Langkah VI :
Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan
G. Langkah VII :Evaluasi tindakan asuhan kebidanan
Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
BAB IV : PEMBAHASAN KASUS :
Menguraikan tentang kesenjangan antara teori dan fakta
yang ada pada pelaksanaan manajemen asuhan kebidanan pada pasien dengan kasus
preeklampsia ringan yang dibahas secara sistematis sesuai dengan proses
manajemen asuhan kebidanan mulai dari langkah 1 (satu) sampai 7 (tujuh).
BAB V : PENUTUP
A.
Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan
Tentang Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
a. Kehamilan
adalah suatu proses pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu
atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Saifuddin, A.
B, 2006 . Hal. 89)
b. Kehamilan
adalah suatu proses yang dimulai dari ovulasi sampai persalinan aterm sekitar
280 hari.
2. Tanda Pasti Kehamilan
a. Gerakan
janin dalam rahim
a) Teraba
gerakan janin.
b) Teraba
bagian-bagian janin.
b. Denyut
jantung janin
a) Terdengarnya
denyut jantung janin dengan menggunakan Laenec, alat kardiotokografi, alat
Doppler.
b) Dilihat
dengan ultrasonografi.
c) Pemeriksaan
dengan alat canggih, yaitu ronthgen untuk melihat kerangka janin,
ultrasonografi. (Salmah, hajjah dkk. 2006. Hal. 70).
3. Perubahan Fisiologi Wanita Hamil
Segala perubahan fisik dialami
wanita selama hamil berhubungan dengan beberapa sistem yang disebabkan oleh
efek khusus dari hormon. Perubahan ini terjadi dalam rangka persiapan
perkembangan janin, menyiapkan tubuh ibu untuk bersalin, perkembangan payudara
untuk pembentukan/produksi air susu selama masa nifas. (Salmah dkk, 2006, hal.47)
a. Uterus
Uterus akan membesar pada
bulan-bulan pertama di bawah pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya
meningkat. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh hipertrofi otot polos
uterus. Pada bulan-bulan pertama kehamilan bentuk uterus seperti buah advokat,
agak gepeng. Pada kehamilan 4 bulan uterus berbentuk bulat dan pada akhir
kehamilan kembali seperti semula, lonjong seperti telur. (Wiknjosastro, H,
2006, hal. 89)
Perkiraan umur kehamilan berdasarkan tinggi fundus
uteri :
1) Pada kehamilan
4 minggu fundus uteri blum teraba
2) Pada
kehamilan 8 minggu, uterus membesar seperti telur bebek fundus uteri berada di
belakang simfisis.
3) Pada
kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur angsa, fundus uteri 1-2 jari di
atas simfisis pubis.
4) Pada
kehamilan 16 minggu fundus uteri kira-kira pertengahan simfisis dengan pusat.
5) Kehamilan 20
minggu, fundus uteri 2-3 jari di bawah pusat.
6) Kehamilan 24
minggu, fundus uteri kira-kira setinggi pusat.
7) Kehamilan 28
minggu, fundus uteri 2-3 jari di atas pusat.
8) Kehamilan 32
minggu, fundus uteri pertengahan umbilicus dan prosessus xypoideus.
9) Kehamilan
36-38 minggu, fundus uteri kira-kira 1 jari di bawah prosessus xypoideus.
10) Kehamilan 40
minggu, fundus uteri turun kembali kira-kira 3 jari di bawah prosessus
xypoideus. (Wiknjosastro, H, 2006. Hal. 90-91 dan Mandriwati, G. A. 2008. Hal.
90).
b. Vagina
Vagina dan vulva juga mengalami
perubahan akibat hormon estrogen sehingga tampak lebih merah, agak
kebiru-biruan (livide). Tanda ini disebut tanda Chadwick. (Wiknjosastro, H. 2006.
Hal. 95)
c. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih
terdapat korpus luteum graviditatis sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira
kehamilan 16 minggu. Namun akan mengecil setelah plasenta terbentuk, korpus
luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron. Lambat laun fungsi ini
akan diambil alih oleh plasenta. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal .95)
d. Payudara
Payudara akan mengalami perubahan,
yaitu mebesar dan tegang akibat hormon somatomammotropin, estrogen, dan
progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Areola mammapun tampak
lebih hitam karena hiperpigmentasi. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 95)
e. Sistem
Sirkulasi
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan
dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan
pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula. Volume darah ibu dalam kehamilan
bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan darah yang disebut
hidremia. Volume darah akan bertambah kira-kira 25%, dengan puncak kehamilan 32
minggu, diikuti dengan cardiac output yang meninggi kira-kira 30%.
(Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 96).
f. Sistem
Respirasi
Wanita hamil pada kelanjutan
kehamilannya tidak jarang mengeluh rasa sesak nafas. Hal ini ditemukan pada
kehamilan 32 minggu ke atas karena usus tertekan oleh uterus yang membesar ke
arah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa bergerak. (Wiknjosastro, H.
2006. Hal. 96)
g. Traktus
Digestivus
Pada bulan pertama kehamilan
terdapat perasaan enek (nausea) karena hormon estrogen yang meningkat. Tonus
otot traktus digestivus juga menurun. Pada bulan-bulan pertama kehamilan tidak
jarang dijumpai gejala muntah pada pagi hari yang dikenal sebagai moorning
sickness dan bila terlampau sering dan banyak dikeluarkan disebut hiperemesis
gravidarum. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 97)
h. Traktus
Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan
kandung kencing tertekan oleh uterus yang membesar sehingga ibu lebih sering
kencing dan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan, namun akan timbul
lagi pada akhir kehamilan karena bagian terendah janin mulai turun memasuki
Pintu Atas Panggul. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 97)
i. Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit
pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh hormon Melanophore Stimulating
Hormone (MSH) yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang
terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, dan hidung, dikenal sebagai kloasma
gravidarum. Namun Pada kulit perut dijumpai perubahan kulit menjadi
kebiru-biruan yang disebut striae livide. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 97)
j. Metabolisme
dalam Kehamilan
Pada wanita hamil Basal Metabolik
Rate (BMR) meningkat hingga 15-20 %. Kelenjar gondok juga tampak lebih jelas,
hal ini ditemukan pada kehamilan trimester akhir. Protein yang diperlukan
sebanyak 1 gr/kg BB perhari untuk perkembangan badan, alat kandungan, mammae,
dan untuk janin, serta disimpan pula untuk laktasi nanti. Janin membutuhkan
30-40 gr kalsium untuk pembentukan tulang terutama pada trimester ketiga.
Dengan demikian makanan ibu hamil
harus mengandung kalsium, paling tidak 1,5-2,5 gr perharinya sehingga dapat diperkirakan
0,2-0,7 gr kalsium yang tertahan untuk keperluan janin sehingga janin tidak
akan mengganggu kalsium ibu. Wanita hamil juga memerlukan tambahan zat besi
sebanyak 800 mg untuk pembentukan haemoglobin dalam darah sebagai persiapan
agar tidak terjadi perdarahan pada waktu persalinan. (Wiknjosastro, H. 2006.
Hal. 98)
k. Kenaikan
Berat Badan
Peningkatan berat badan ibu selama
kehamilan menandakan adaptasi ibu terhadap pertumbuhan janin. Perkiraan
peningkatan berat badan adalah 4 kg dalam kehamilan 20 minggu, dan 8,5 kg dalam
20 minggu kedua (0,4 kg/minggu dalam trimester akhir) jadi totalnya 12,5 kg.
(Salmah, Hajjah.2006. Hal.60-61)
B. Tinjauan
Tentang Preeklampsia
1. Pengertian Preeklampsia
Berikut merupakan definisi
preeklampsia berdasarkan berbagai pendapat para ahli :
a. Preeklampsia
adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan proteinuria yang
timbul karena kehamilan. (Wiknjosastro, H, 2006. Hal.282)
b. Preeklampsia
adalah merupakan hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan. (Ladewig, Patricia,
W. 2006, Hal.46)
c. Preeklampsia
adalah penyakit yang disebabkan oleh tekanan darah toksemia tinggi
yang terkait dengan kondisi diawal kehamilan. (Onggo, Ira Tri, 2010.
Hal.189)
d. Preeklampsia
adalah penyakit multisistem, yang bisa melibatkan otak, hati, ginjal, dan
plasenta. Komplikasi-komplikasi maternal mencakup eklampsia, stroke, gagal hati
dan gagal ginjal, dan koagulopati.
2. Etiologi
Etiologi penyakit ini sampai saat
ini belum diketahui dengan pasti. Teori yang dewasa ini banyak yang dikemukakan
sebagai sebab preeklampsia adalah iskemia plasenta. Akan tetapi, dengan teori
ini tidak ada diterangkan semua hal yang berkaitan dengan penyakit itu. Rupanya
tidak hanya satu faktor, melainkan banyak faktor yang menyebabkan preeklampsia.
Diantara faktor-faktor yang ditemukan sering kali sukar ditemukan mana yang
sebab dan mana yang akibat. (Wiknjosastro, H, 2006. Hal. 283).
3. Gambaran Klinik Preeklampsia
Biasanya tanda-tanda preeklampsia
timbul dalam urutan pertambahan berat badan yang berlebihan diikuti edema,
hipertensi dan akhirnya proteinurine. Pada preeklampsia ringan tidak ditemukan
gejala-gejala subjektif, pada preeklampsia berat didapatkan sakit kepala di
daerah frontal, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual dan
muntah.
Gejala ini sering ditemukan pada
preeklampsia yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklampsia akan timbul.
Tekanan darah pun meningkat lebih tinggi, edema menjadi lebih umum, dan
proteinuria bertambah banyak. (Wiknjosastro, H, 2006, Hal. 287-288)
4. Faktor Predisposisi Terjadinya Preeklampsia (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 287)
a. Molahidatidosa
Molahidatidosa diduga merupakan
degenerasi trofoblas berlebihan yang berperan sehingga menyebabkan
preeklampsia. Pada kasus mola, hipertensi dan proteinuria terjadi lebih dini/pada
usia kehamilan muda, sehingga hipertensi bisa berkelanjutan sampai triwulan 3
pada kehamilan.
b. Diabetes
mellitus
Diabetes mellitus yang dianggap
merupakan predisposisi pada preeklampsia ringan, yang angka kejadiannya
kemungkinan patofisiologinya bukan karena preeklampsia murni, melainkan
disertai kelainan ginjal/vaskular primer akibat diabetesnya. Dimana pada
penyakit diabetes mellitus yang ditemukan adalah kelainan anatomik dan
metabolik pada prediabetik dan timbul bila ada tekanan (stres) sperti adanya
kehamilan.
c. Kehamilan
Ganda
Pada kehamilan ganda frekuensi
preeklamsia lebih sering karena uterus yang membesar ibu mengeluh sesak nafas,
sering miksi, serta terdapat edema dan varises pada tungkai dan vulva, serta
proteinuria dan hipertensi gravidarum lebih tinggi pada kehamilan kembar.
d. Obesitas
Timbulnya edema didahului oleh
pertambahan berat badan yang berlebihan/obesitas. Dimana edema itu terjadi
karena adanya penumpukan cairan secara umum dan berlebihan di jaringan tubuh.
Edema dapat menyebabkan kenaikan berat badan tubuh. Pertambahan berat 0,5 kg
pada seseorang yang hamil dianggap normal. Edema sudah pasti obesitas, namun
obesitas belum pasti edema. Meskipun keduanya punya ciri-ciri yang sama, yaitu
pertambahan berat badan namun pada obesitas tidak terjadi penimbunan air yang
berlebihan pada ruangan interstitial.
e. Umur diatas
35 tahun
Umur di atas 35 tahun mrupakan
faktor predisposisi preeklampsia ringan, karena pada wanita hamil yang berusia
lebih dari 35 tahun dapat terjadi hipertensi laten.
5.
Klasifikasi Preeklampsia
a. Preeklampsia
ringan ditandai dengan :
1) TD sebesar
140/90 mmHg atau +30/+15 di atas nilai dasar, pada dua kesempatan terpisah
sedkitnya 6 jam.
2) Penyebaran
edema di muka, tangan, kaki, dan pergelangan kaki, yang biasanya berhubungan dengan
pertambahan berat badan lebih dari 0,5 kg/minggu.
3) Proteinuria
dari 1+ sampai 2+ pada dipstick (kurang dari 5 g dalam 24 jam). (Ladewig,
Patricia W. 2006. Hal.46)
b. Preeklampsia
berat ditandai dengan :
1) Tekanan
Darah (TD) sebesar 160/110 mmHg pada dua kesempatan terpisah sedikitnya 6 jam,
yang didapat saat ibu dalam keadaan berbaring.
2) Proteinuria
>5 g dalam 24 jam (3+ sampai 4+ pada dipstick).
3) Oliguria
(haluaran urine <400 ml/24 jam).
4) Kepala
pusing
5) Penglihatan
kabur, skotomata (bayangan pada mata), dan edema selaput mata pada funduskopi
(retina terlihat basah dan berkilau).
6) Edema
paru-paru
7) Refleks
berlebihan
8) Lekas marah
9) Nyeri
epigastrik
6. Patofisiologi Preeklampsia
Pada preeklampsia terjadi spasme
pembuluh darah disertai retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan
spasme hebat arteriola glomerulus. Pada beberapa kasus, lumen arteriola
sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah.
Jadi jika semua arteri darah dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah
akan naik sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi
jaringan dapat dicukupi.
Sedangkan kenaikan berat badan dan
edema disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan
interstitial. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga
aliran darah ke ginjal dan fungsi glomerulus menurun.
7.
Perubahan Anatomi Patologik
pada Organ
a. Plasenta dan
Uterus
Menurunnya aliran darah ke plasenta
mengakibatkan gangguan fungsi plasenta dan hipertensi yang agak lama
mengakibatkan pertumbuhan janin terganggu. Pada hipertensi yang lebih pendek
biasa terjadi gawat janin sampai kematian akibat kekurangan oksigen kenaikan
tonus uterus dan kepekaan terhadap rangsangan sering dijumpai pada preeklampsia
dan eklampsia sehingga mudah terjadi partus prematurus.
b. Ginjal
Pada preeklampsia terjadi kelainan
berupa: kelainan glomerulus (glomerulus tampak membengkak), hyperplasia sel-sel
jukstaglomeruler (tampak membesar dan bertambah dengan pembengkakan sitoplasma
sel) kelainan tubulus henle (epitel tubulus henle berdeskumulasi hebat, tampak
fragmen inti sel terpecah-pecah), spasmus pembuluh darah ke glomerulus.
Perubahan-perubahan tersebutlah tampaknya yang menyebabkan proteinuria dan
mungkin sekali ada hubungannya dengan retensi garam dan air.
c. Hati
Pada pemeriksaan mikroskopik dapat
ditemukan perdarahan dan nekrosis pada tepi lobules disertai trombosit pada
pembuluh darah kecil terutama pada sekitar vena porta.
d. Otak
Pada penyakit yang belum lanjut
hanya ditemukan edema dan anemia pada korteks serebri, pada keadaan lanjut
dapat ditemukan perdarahan.
e. Retina
Kelainan yang sering ditemukan pada
retina ialah spasmus pada arteriola, terutama yang dekat pada diskus optikus.
Vena tampak lekuk pada persimpangan dengan arteriola. Dapat terlihat edema pada
diskus optikus dan retina.
f. Paru-paru
Paru-paru menunjukkan berbagai
tingkat edema dan perubahan sebagai akibat aspirasi. Kadang-kadang ditemukan
abses paru-paru.
g. Jantung
Pada sebagian besar penderita yang
mati karena eklampsia jantung biasanya mengalami perubahan degenerative pada
miokardium. Sering ditemukan degenerasi lemak serta nekrosis dan perdarahan.
h. Kelenjar
Adrenalin
Kelenjar adrenal dapat menunjukkan
kelainan pada perdarahan dan nekrosis dalam berbagai tingkat.(Wiknjosastro H,
2006, Hal. 283-285)
8.
Uji Kemungkinan Preeklampsia
a. Uji
diagnostik dasar
1) Pemeriksaan
tekanan darah.
2) Analisis
protein dalam urine.
3) Pemeriksaan
edema atau kenaikan berat badan
4) Pengukuran
tinggi fundus uteri.
5) Pemeriksaan
funduskopik.
b. Penilaian
kondisi janin dalam rahim
1) Pemantaun pertumbuhan
janin.
a) Pemantauan
pertumbuhan tinggi fundus uteri.
b) Pemeriksaan
ultrasonografi.
2) Penilaian
ancaman gawat janin.
a) Pemantauan
grakan janin.
b) Denyut
jantung janin.
c) Pemantauan
air ketuban.
9. Komplikasi Preeklampsia
Komplikasi terberat adalah kematian
ibu dan janin. Usaha utama adalah melahirkan anak hidup dari ibu yang menderita
preeklampsia. Komplikasi di bawah ini biasanya terjadi pada preeklampsia dan
eklampsia.
a. Solusio
Plasenta
Komplikasi ini biasanya terjadi pada
ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih sering pada preeklampsia.
b. Hemolisis
Penderita dengan preeklampsia berat
kadang-kadang menunjukkan gejala klinik hemolisis yang dikenal dengan ikterus.
Belum diketahui dengan pasti apakah ini merupakan kerusakan sel-sel hati atau
destruksi sel darah merah. Nekrosis periportal hati yang sering ditemukan pada
autopsy penderita eklampsia dapat menerangkan ikterus tersebut.
c. Perdarahan
Otak
Komplikasi ini merupakan penyebab
utama kematian maternal penderita eklampsia.
d. Kelainan
Mata
Kehilangan penglihatan untuk
sementara yang berlangsung sampai seminggu dapat terjadi perdarahan
kadang-kadang terjadi pada retina, hal ini merupakan tanda gawat terjadinya
apopleksia serebri.
e. Edema
Paru-Paru
Zuspan (1987) menemukan hanya satu
penderita dengan 69 kasus eklampsia ini disebabkan oleh payah jantung
f. Nekrosis
Hati
Nekrosis periportai pada
preeklampsia merupakan akibat vasospasme arteriol umum. Kelainan ini diduga
khas untuk eklampsia tetapi juga pada penyakit lain. Kerusakan sel-sel hati
dapat diketahui dengan pemeriksaan faal hati terutama pemeriksaan
enzim-enzimnya.
g. Kelainan
Ginjal
Kelainan ini merupakan endoteliosis
glumerulus yaitu pembengkakan sitoplasma sel endotel tubulus ginjal tanpa
kelainan struktur lainnya.
h. Komplikasi
Komplikasi lain yang terjadi berupa
lidah tergigit dan fraktur karena jatuh akibat kejang-kejang dan preumonia
aspirasi.
i. Prematuritas,
dismaturitas dan kematian janin dalam intra uterin. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal
296- 297).
10. Penanganan Preeklampsia
a. Jika
kehamilan kurang dari 37 minggu, dan tidak ada tanda- tanda perbaikan, lakukan
penilaian 2 kali seminggu secara rawat jalan :
a) Pantau
tekanan darah, proteinurin, refleks, dan kondisi janin.
b) Lebih banyak
istirahat.
c) Diet biasa
(tidak perlu diet garam).
d) Tidak perlu
diberi obat-obatan.
e) Jika rawat
jalan tidak mungkin, rawat di rumah sakit dengan :
Ø Diet biasa.
Ø Pantau
tekanan darah 2 kali sehari, proteinuria 1 kali sehari.
Ø Tidak perlu
obat-obatan.
Ø Jika tekanan
darah diastolik turun sampai normal pasien dapat dipulangkan dengan :
·
Nasehatkan untuk istirahat dan perhatikan tanda-tanda
preeklampsia berat.
·
Kontrol 2 kali seminggu.
·
Jika tekanan diastolik naik lagi, rawat kembali.
f) Jika tidak
ada tanda-tanda perbaikan tetap rawat.
g) Jika
terdapat tanda-tanda perbaikan tetap rawat
h) Jika
proteinuria meningkat, tangani sebagai preeklampsia berat.
b. Jika
kehamilan lebih 37 minggu, pertimbangkan terminasi :
a) Jika serviks
matang, lakukan induksi dengan oksitosin 5 IU dalam 500 ml dekstrose IV 10
tetes/menit atau dengan prostaglandin.
b) Jika serviks
belum matang, berikan prostaglandin, misoprostol atau lakukan secsio caesarea.
(Yulianti, Devi. 2006. hal. 126-127 dan Naylor, C. Scott 2005, Hal. 35)
11. Pencegahan
Pemeriksaan antenatal yang
teratur dan teliti dapat menemukan tanda-tanda dini preeklampsia, dan dalam hal
itu terus dilakukan penanganan semestinya, kita perlu lebih waspada akan
timbulnya preeklampsia dengan adanya faktor-faktor predisposisi sperti yang
telah diuraikan diatas.
Walaupun timbulnya preeklampsia
tidak dapat dicegah sepenuhnya namun frekuensinya dapat dikurangi dengan
pemberian penerapan secukupnya dan pelaksaaan pengawasan yang baik pada wanita
hamil.
Penerangan tentang manfaat istirahat
dan diet berguna dalam pencegahan. Istirahat tidak selalu berarti berbaring di
tempat tidur, namun pekerjaan sehari-hari perlu dikurangi, dan dianjurkan lebih
banyak duduk dan berbaring. Diet tinggi protein, dan rendah lemak, karbohidat,
garam dan penambahan berat badan yang tidak berlebihan perlu dianjurkan.
Mengenal secara dini preeklampsia
dan segera merawat penderita tanpa memberikan diuretika dan obat anthipertensi,
memang merupakan kemajuan yang penting dari pemeriksaan antenatal yang baik.
(Wiknjosastro H,2006. Hal.290).
C. Tinjauan
Tentang Preeklampsia Ringan dalam Pandangan Islam
Dalam hal ini preeklampsia merupakan penyakit dalam
kehamilan yang membuat ibu hamil merasa lemah. Hampir semua organ reproduksi
maupun organ lainnya mengalami perubahan dan semua itu membuat wanita hamil
merasa tidak nyaman. Maka telah dijelaskan dalam surah Luqman ayat 14 yang maknanya,
ibu adalah yang mengandung, melahirkan, menderita karena hamil, serta melalui
proses melahirkan yang sangat melelahkan. Maka dianjurkan pada tiap anak yang
dilahirkan baik laki-laki maupun perempuan agar berbuat baik pada ibu bapaknya.
(Al-Azazi, Adil bin Yusuf, 2007. Hal. 174)
D. Tinjauan
Tentang Antenatal Care
1. Pengertian Antenatal Care
Antenatal Care adalah merupakan cara
untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil
2. Manfaat Pelayanan Antenatal Care
Dengan adanya pelayanan antenatal
dapat diketahui perubahan-perubahan fisik yang normal yang dialami ibu serta
tumbuh kembang janin, dapat mendeteksi dan menatalaksanakan setiap kondisi yang
tidak normal.
3. Tujuan Antenatal Care (Saifuddin, A. B, 2006. Hal. 90)
a. Memantau
kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
b. Meningkatkan
dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.
c. Mengenali
secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan
d. Mempersiapkan
persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan
trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan
ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian asi ekslusif.
f. Mempersiapkan
peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang
secara normal.
4. Kebijakan Program
Kunjungan antenatal sebaiknya
dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan :
a. Satu kali
pada triwulan pertama.
b. Satu kali
pada triwulan kedua.
c. Dua kali
pada triwulan ketiga.
Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk “7T” :
a. Timbang
berat badan.
b. Ukur tekanan darah.
c. Ukur tinggi
fundus uteri.
d. Pemberian
imunisasi (Tetanus Toksoid) TT lengkap.
e. Pemberian
tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan.
f. Tes terhadap
penyakit menular seksual.
g. Temu wicara
dalam rangka persiapan rujukan.
E. Proses
Manajemen Asuhan Kebidanan
1. Pengertian Manejemen
Asuhan Kebidanan
Proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasi pikiran dan tindakan berdasarkan
teori ilmiah. Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian tahapan logis
untuk pengembalian keputusan yang berfokus pada klien.
2. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan
Menurut Varney proses manajemen
asuhan kebidanan terdiri dari 7 (tujuh) langkah step yaitu sebagai berikut.
a) Penilaian
dan Analisa Data
Adapun pengumpulan data yang lengkap
untuk menilai yang menyangkut atau keadaan klien, data ini termasuk riwayat
kesehatan klien, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium serta laporan
keterangan tambahan lain hubungan dengan kondisi klien.
b) Merumuskan
Diagnosa/Masalah Aktual
Pada langkah ini dilakukan
identifikasi terhadap diagnosis atu masalah berdasarkan interpensi yang benar
atas data yang dikumpulkan. Diagnosa adalah hasil analisa dan perumusan masalah
yang diputuskan dalam menegakkan diagnosa bidan dengan menggunakan pengetahuan
professional sebagai dasar/arahan untuk mengambil tindakan.
c) Merumuskan
Diagnoa/Masalah Potensial
Identifikasi adanya diagnosa
atau masalah potensial lain dari diagnosa atau masalah potensial lain dari
diagnosa yang ada dilakukan antisipasi atau pencegahan bila memungkinkan serta
waspada dan bersiap untuk segala sesuatu yang dapat terjadi. Pada step ini
sangat vital untuk perawatan yang aman
d) Melaksanakan
Tindakan Segera dan Kolaborasi
Menggambarkan sifat manajemen secara
terus-menerus yang tidak hanya terbatas pada pemberian pelayanan dasar
pada saat persalinan. Data yang baru diperoleh tetap dievaluasi,
beberapa data memberi indikasi adanya situasi emergenci, dimana bidan harus
bertindak segera dalam rangka menyelamatkan ibu dan janin.
e) Rencana
Asuhan Kebidanan
Pengembangan suatu rencana yang
komprehensif ditentukan berdasarkan langkah sebelumnya. Suatu rencana tindakan
yang komprehensif termasuk indikasi apa yang timbul berdasarkan kondisi
tersebut dan juga bimbingan yang diberikan lebih dahulu kepada ibu terhadap apa
yang diharapkan selanjutnya. Agar efektif suatu rencana seharusnya disetujui oleh
bidan dan pasien sebab pada akhirnya klienlah yang akan atau tidak
mengimplementasikan rencana tersebut.
f) Pelaksanakan
Tindakan Asuhan Kebidanan
Step ini adalah pelaksanaan rencana
tindakan. Hal ini mungkin dapat dikerjakan seluruhnya oleh bidan atau sebahagian
dilaksanakan oleh klien sendiri. Implementasi yang efektif dapat mengurangi
biaya perawatan dan peningkatan kualitas pelayanan kepada klien.
g) Evaluasi
Asuhan Kebidanan
Evaluasi pada kenyataan adalah cara
untuk mengecek apakah rencana yang telah dilaksanakan benar memenuhi kebutuhan
klien, yaitu kebutuhan yang diidentifikasi pada tahap penentuan diagnosa dan
masalah. (Salmah, dkk, 2006. Hal.155-167).
F. Pendokumentasian
Asuhan Kebidanan
1. Data Subjektif
Data atau fakta yang merupakan
informasi termasuk biodata, mencakup nama, umur, tempat tinggal, status
perkawinan, pendidikan serta keluhan-keluhan, diperoleh dari hasil wawancara
langsung pada pasien atau dari keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.
2. Data Objektif
Data yang diperoleh dari hasil
pemeriksaan fisik mencakup inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi serta
pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radio
diagnostik.
3. Assesment/Diagnosa
Merupakan keputusan yang ditegakkan
dari hasil perumusan masalah yang mencakup kondisi, masalah dan prediksi
terhadap kondisi tersebut. Penegakan diagnosa kebidanan dijadikan sebagai dasar
tindakan dalam upaya menanggulangi ancaman keselamatan pasien / klien.
4. Planning/Perencanaan
Rencana kegiatan mencakup
langkah-langkah yang akan dilakukan oleh bidan dalam melakukan intervensi untuk
memecahkan masalah pasien/klien. (Salmah, dkk. 2006. Hal. 171-173).
Pendokumentasian
Manajemen Asuhan Kebidanan
Table 1. Pendokumentasian Manajemen Asuhan Kebidanan
Alur
Pikir
Bidan
Pencatatan dari
Asuhan Kebidanan
Proses
pendokumentasian
Manajemen
Asuhan Kebidanan
Kebidanan
7 langkah
dari Helen Varney
|
5 langkah
Kompetensi Bidan
|
Soap Notes
|
|
1. 1. Pengumpulan Data
|
1. Data
|
Subjektif /
Objektif
|
|
2. 2. Merumuskan diagnosa
3. 3. Antisipasi diagnosa / Masalah Potensial
4. 4. Tindakan segera dan kolaborasi
asuhan Kebidanan
|
2.Assessment
/ diagnosa
|
Assesment
/ Diagnosa
|
|
5. 5. Rencana tindakan asuhan kebidanan
|
3. Membuat
rencana
|
Planning :
a. a. Konsul
b. b. Tes lab
c. c. Rujukan
d. d. Informasi/konseling
e. e. Follow Up
|
|
6. 6. Implementasi
|
4. Implementasi
|
||
7. 7. Evaluasi
|
5. Evaluasi
|
Sumber : Salmah, dkk. 2006. Hal. 173
BAB III
STUDI KASUS
MANEJEMEN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE PADA NY.”X”
DENGAN PRE EKLAMPSIA RINGAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR
TANGGAL 28 JUNI 2010
No.Register
: 044949
Tanggal Kunjungan : 28 juni
2010, jam 10.00 wita
Tanggal Pengkajian : 28 juni
2010, jam 10.30 wita
A. Langkah I.
Identifikasi Data Dasar
1.
Identitas ibu/suami
a.
N ama
: Ny. “ X “/Tn. “ R “
b.
Umur
: 32 tahun/35 tahun
c.
Nikah
: 1x/1 tahun 7 bulan
d.
Suku
: Bugis/bugis
e.
Agama
: Islam/islam
f.
Pendidikan
: D3/S1
g.
Pekerjaan
:
Honorer/PNS
h.
Alamat
:Jl. Barukang V No. 12 Makassar
2.
Riwayat kehamilan sekarang
a.
Ibu mengatakan HPHT tanggal 07-11-2009
b.
Ibu mengatakan hamil pertama dan tidak pernah
keguguran .
c.
Ibu mengatakan umur kehamilannya sudah 7 bulan
d.
Ibu merasakan pergerakan janinya pada awal bulan April
2010
e.
Ibu merasakan pergrakan janinya kuat terutama pada
peruta sebelah kiri.
f.
Ibu menagatakan selama hamil tidak ada nyeri perut
g.
Ibu mengatakan telah mendapatkan imunisasi TT sebanyak
2x selama kehamilanya di rumah sakit .
h.
Ibu mengeluh sakit kepala dan leher bagian belakang
tegang.
3.
Riwayat kesehatan sekarang dan kesehatan lalu
a.
Ibu tidak ada riwayat hipertensi, penyakit jantung,
hepatitis diabetes mellitus, paru-paru dan penyakit menular seksual.
b.
Ibu tidak pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya
c.
Ibu tidak pernah dioperasi
d.
Ibu tidak ada riwayat ketergantungan
obat-obatan.
e.
Ibu tidak pernah menjadi ekseptor KB.Ibu tidak pernah
meminum-minuman beralkohol dan tidak merokok.
4.
Riwayat Psikososial, spiritual dan ekonomi
a.
Menikah 1 kali dengan suami sekarang selama 1
tahun 7 bulan.
b.
Ibu merasa khawatir dengan kehamilannya.
c.
Hubungan dengan suami dan keluarga baik.
d.
Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah atas
musyawarah suami-istri.
e.
Ibu dan keluarga berserah diri kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
f.
Penghasilan keluarga dapat mencukupi kebutuhan
sehari-hari.
g.
Ibu dan suami merencanakan melahirkan di Rumah
Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah dan persalinanya ditolong
oleh dokter/bidan
5.
Riwayat Reproduksi
a.
Menarche
: 14 tahun
b.
Siklus
haid : 28-30 hari
c.
Lamanya haid : 6-7 hari
6.
Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar
a.
Kebutuhan Nutrisi
a)
Frekiensi makan : 3 x
sehari
b)
Jenis
makanan : nasi, lauk-pauk,
sayur, dan buah-buahan.
c)
Minum : 6-7 kali sehari
b.
Kebutuhan Eliminasi
a)
Frekuensi BAK
: 6-7 kali sehari
b)
Frekuensi BAB
: 1 kali sehari
c.
Kebutuhan Istirahat
a)
Tidur siang :1-2 jam
b)
Tidur malam : 7-8 jam
d.
Personal Hygiene
a)
Mandi 2 kali sehari.
b)
Keramas 3 kali seminggu.
c)
Sikat gigi 2 kali sehari tiap selesai mandi.
d)
Mengganti pakaian 2 kali sehari tiap selesai mandi.
e)
Mengganti pakaian dalam tiap kali lembab.
7.
Pemeriksaan Fisik
a.
Pemeriksaan Umum
a)
Keadaan umum ibu baik
b)
Kesadaran komposmentis
c)
Tinggi
badan
: 156 cm
d)
Berat badan sebelum hamil : 55 kg
e)
Berat badan
sekarang : 68
kg
f)
Lila
: 26 cm
g)
Tanda-tanda vital :
·
Tekanan
darah
: 140/90 mmHg
·
Nadi
: 82x/menit
·
Suhu
: 36,5˚c
·
Pernafasan
: 22x/menit
b.
Inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi
a)
Kulit kepala bersih, rambut tidak mudah rontok dan
tidak ada nyeri tekan.
b)
Tidak ada oedema padah wajah
c)
Konjungtiva merah muda, sklera putih
d)
Gigi lengkap, dan satu caries pada gigi
e)
Pada leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,
kelenjar limfe, dan vena jugularis.
f)
Payudara simetris kiri dan kanan, puting susu
terbentuk, tampak hiperpigmentasi pada areola mammae, tidak teraba massa dan
colostrum ada jika areola dipencet.
g)
Pada abdomen tampak striae livide, linea nigra, tonus
otot perut tampak tegang, tidak ada striae albicans dan luka bekas operasi.
8.
Pemeriksaan Laboratorium tanggal 28 Juni 2010
a.
Hb
: 11,4 gr%
b.
Albumin
: Positif (+)
c.
Reduksi
: Negatif (-)
B. Langkah II.
Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual
G1 P0 A0 , Umur kehamilan 33 minggu
2 hari, punggung kanan, presentasi kepala, konvergen, intera uteri, tunggal,
hidup, keadaan janin baik dan keadaan ibu dengan preeklampsia ringan.
1. G1
P0 A0
a. Data
Subjektif :
Ibu mengatakan hamil pertama dan tidak pernah
keguguran
b. Data
Objektif :
a) Tonus otot
perut tampak tegang
b) Tidak tampak
striae albicans
Analisa dan
Interpretasi Data :
Pada primigravida tonus otot perut tampak tegang karena tidak pernah
mengalami peregangan sebelumnya, tampak linea nigra karena adanya
hiperpigmentasi kulit akibat pengaruh hormon MSH (Melanophore Stimulating
Hormon) yang meningkat dan tidak jarang dijumpai kulit perut seolah-olah,
warnanya berubah agak hipermik dan kebiru-biruan, yang disebut striae livide.
(Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 97-98)
2. Umur
Kehamilan 33 minggu 2 hari
a. Data
Subjektif :
a) Ibu
mengatakan HPHT tanggal 07-11-2009
b) Ibu
mengatakan umur kehamilannya 7 bulan
b. Data
Objektif :
a) Tanggal
pengkajian 28-06-2010
b) Pembesaran
perut sesuai umur kehamilan
c) TFU ½ pst px
(30 cm)
Analisa dan
Interpretasi Data :
a. Dari HPHT
tanggal 07-11-2010 sampai tanggal pengkajian 28-06-2010 maka usia kehamilan ibu
33 minggu 2 hari atau gestasi 32-34 minggu. Menurut rumus Neagle.
(Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 155)
b. Pembesaran
perut disebabkan oleh adanya pertumbuhan janin dan di bawah pengaruh hormon
estrogen dan progesteron yang menyebabkan hipertropi otot polos. (Wiknjosastro,
H. 2006. Hal 89)
3. Punggung
Kanan
a. Data
Subjektif :
Ibu mengatakan janinnya bergerak terutama di daerah
perut sebelah kiri ibu.
b. Data
Objektif :
Palapasi Leopold II teraba punggung sebelah kanan
Analisa dan
Interpretasi Data :
Palpasi secara Leopold II teraba tahanan yang keras, memanjang, lebar,
seperti papan pada sisi kanan perut ibu.
4. Presentasi
Kepala, Situs Memanjang
a. Data
Subjektif :
Tidak ada.
b. Data
Objektif :
a) Leopold
I
: TFU ½ pst px (30 cm), teraba bokong
b) Leopold
II
: Punggung kanan
c) Leopold
III
: Kepala
Analisa dan
Interpretasi Data :
a. Pada palpasi
Leopold III teraba bagian bulat, keras dan melenting, dan mudah digerakkan pada
simpisis sedangkan pada fundus teraba bagian lunak, kurang melenting dan kurang
bundar membuktikan bahwa janin dalam presentase kepala. (Wiknjosastro, H. 2006.
Hal 126)
b. Pada palpasi
Leopold 1 teraba bokong, Leopold II teraba tahanan paling banyak di sisi kanan
perut ibu, lebar seperti papan sementara pada sisi kiri perut ibu teraba
bagian-bagian kecil janin yaitu tangan dan tungkai. Leopold III teraba kepala
yang menandakan bahwa sumbu panjang janin memanjang terhadap sumbu panjang ibu.
(Wiknjosastro H, 2006. Hal. 119)
5. Konvergen
a. Data
Subjektif:
Tidak ada
b. Data
Objektif :
Leopold
IV : Konvergen
Analisa dan
Interpretasi Data :
Pada Leopold IV teraba bagian bulat, keras, melenting, dan kedua tangan
masih bisa bertemu yang menandakan kepala belum masuk dalam pintu atas panggul
atau masih konvergen. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal 158)
6. Intera Uteri
a. Data
Subjektif :
a) Ibu
mengatakan selama hamil tidak pernah merasakan nyeri perut yang hebat.
b) Ibu
merasakan pergerakan janin kuat terutama pada perut sebelah kiri.
b. Data
Objektif :
a) Pembesaran
perut sesuai umur kehamilan.
b) Pada saat
dilakukan palpasi Leopold ibu tidak merasakan nyeri.
Analisa dan
Interpretasi Data :
Salah satu tanda kehamilan intera uteri adalah terasa gerakan janin dalam
rahim, tidak terasa nyeri pada saat palpasi dan perkembangan rahim sesuai
dengan tuanya kehamian. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 89)
7. Tunggal
a. Data
Subjektif :
Ibu mengatakan merasakan pergrakan
janin kuat terutama pada perut sebelah kiri.
b. Data
Objektif :
a) Leopold I:
TFU ½ pst px (30 cm), teraba bokong
b) Lepold II:
Kepala
c) Pada
auskultasi, djj terdengar jelas, kuat dan teratur pada satu sisi yaitu pada
sisi sebelah kanan perut ibu dengan frekuensi 142x/menit.
Analisa dan
Interpretasi Data :
Pembesaran perut sesuai usia kehamilan, teraba dua bagian besar pada lokasi
yang berbeda, bagian kepala pada kuadran perut bagian bokong berada pada
kuadran fundus. Pada kehamilan tunggal hanya satu bunyi jantung.
8. Hidup
a. Data
Sunjektif :
Ibu merasakan pergerakan janin kuat
terutama pada perut atas sebelah kiri.
b. Data
Objektif :
Pada auskultasi DJJ terdengar jelas,
kuat dan teratur pada satu sisi yaitu pada sisi sebelah kanan perut ibu dengan
frekuensi 142x/menit.
Analisa dan
Interpretasi Data :
Janin yang hidup ditandai dengan adanya pergerakan janin yang dapat
dirasakan oleh ibunya, dan pada auskultasi terdengar DJJ yang jelas dan
teratur. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal.129)
9. Keadaan
Janin Baik
a. Data
Subjektif :
Ibu merasakan pergerakan janinnya
kuat terutama pada perut atas sebelah kiri.
b. Data
Objektif :
Auskultasi DJJ terdengar jelas, kuat
dan teratur pada satu sisi yaitu pada sisi sebelah kanan perut ibu dengan
frekuensi 142x/menit.
Analisa dan
Interpretasi Data :
Ibu merasakan gerakan janinnya kuat dan bunyi jantung teratur dengan
frekuensi 120-160x/menit menandakan janin dalam keadaan baik. (Wiknjosastro, H.
2006. Hal.711)
10. Preeklampsia
Ringan
a. Data
Subjektif :
Ibu mengeluh sakit kepala dan leher bagian belakang
tegang.
b. Data
Objektif :
1) Tekanan
darah 140/90 mmHg
2) Albumin (+)
3) Edema (+/+)
Analisa dan
Interpretasi Data:
a. Spasme
pembuluh darah arteriola cerebra menyebabkan anemia, jaringan otak nekrosis
sehingga dapat menimbulkan nyeri kepala.
b. Pada
preeklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan
air/pada biopsy ginjal ditemukan spasme hebat pada arteiola glomerulus. Jika
semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah naik sebagai
usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar okseginasi jaringan dapat
dicukupi.
c. Karena
vasospasme pembuluh darah ginjal terjadi perubahan pada glomerulus, sel-sel
juksta glomerulus, epitel tubulus henle. Glomerulus tampak sedikit membengkak,
sel juksta glomerulus tampak besar dan bertambah dengan sitoplasma sel dan
epitel tubulus. Henle berdeskuamasi hebat tampak jelas pragmen inti sel
terpecah, perubahan-perubahan tersebutlah yang menyebabkan proteinuria.
(Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 284 )
d. Spasme
arteriola menyebabkan aliran darah ke ginjal menurun sehingga filtrisi
glomerulus berkurang, penyerapan air dan garam tubulus tetap, terjadi retensi
air dan garam menimbulkan edema pada tungkai dan tangan, paru-paru dan organ
lainnya.
C. Langkah III.
Antisipasi Diagnosa/Masalah Potensial
1. Potensial
terjadi preeklampsia berat
a. Data Subjektif:
Ibu mengeluh sakit kepala dan leher bagian belakang
tegang.
b. Data
Objektif:
1) Tekanan
darah 140/90 mmHg
2) Albumin
positif (+)
3) Edema (+/+)
pada kedua tungkai bawah
Analisa dan
Interpretasi Data :
a. Pencegahan
dan pengobatan preeklampsia ringan yang tidak tertangani secara baik akan
mengarah ke preeklampsia berat. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 288)
b. Peningkatan
dan tanda preeklampsia seperti tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, atau
tekanan diastolik 110 mmHg atau lebih, protein urine lebih dari 3 gr/ltr; 3
atau 4 + pada pemeriksaan kualitatif, adanya keluhan subjektif seperti gangguan
penglihatan, nyeri kepala hebat, edema paru dan sianosis menandakan preeklamsia
sudah berada pada tingkat yang berat.
D. Langkah IV.
Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi
Kolaborasi dengan dokter untuk
melakukan pemeriksaan USG
E. Langkah V.
Rencana Asuhan Kebidanan
1. Tujuan
a. Kehamilan
dapat berlangsung normal sampai aterm
b. Keadaan ibu
dan janin baik
c. Preeklampsia
ringan dapat teratasi
d. Preeklampsia
berat tidak terjadi
2. Kriteria
a. Kehamilan
aterm dengan umur 37 minggu sampai 42 minggu
b. Keadaan umum
ibu baik
c. Tanda-tanda
vital normal :
a) Tekana
darah : Sistolik 100-130 mmHg, Diastolik
60-90 mmHg
b) Nadi
: 60-100x/menit
c) Pernafasan
: 16-24x/menit
d) Suhu
: 36-37˚C
d. DJJ dalam
batas normal antara 120-160x/menit
e. Tidak ada
tanda-tanda bahaya dalam kehamilan
f. Peningkatan
berat badan dalam batas normal 0,45 kg/minggu.
g. Albumin dan
edema negatif (-)
3. Rencana
Tindakan
a. Lakukan
pemeriksaan satu kali seminggu untuk memantau tekanan darah, urine, kenaikan
berat badan, edema dan kondisi janin.
Rasional :
Untuk mengetahui perubahan yang dialami ibu dan
janinnya yang disebabkan karena pengaruh preeklampsia ringan dan mendeteksi
adanya preeklampsia berat.
b. Sampaikan
hasil pemeriksaan kepada ibu dan jelaskanhal-hal yang dianggap perlu seperti :
peningkatan tekanan drah, protein uria dan edema.
Rasional :
Penyampaian dan penjelasan tentang hasil pemeriksaan
kepada ibu sangat penting agar ibu dapat mengetahui perkembangan kehamilannya
serta merupakan tujuan utama pemeriksaan antenatal yang berkualitas.
c. Berikan
dukungan psikologis dan spiritual pada ibu dengan melibatkan suami dan keluarga
dalam perawatan klien.
Rasional :
Dukungan psikologis dan keterlibatan suami dan
keluarga merupakan psikoterapi dan perawatan klien sehingga dapat memberikan
semangat dan membantu dalam proses penyembuhan. Di samping itu agar ibu lebih
optimis menghadapi kehamilannya dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
d. Berikan HE pada
ibu tentang :
1) Istirahat
yang cukup
Rasional :
Adanya peningkatan fungsi-fungsi fisiologi tubuh
diperlukan istirahat yang cukup untuk memberi relaksasi yang cukup pada otot
serta mengurangi beban kerja jantung.
2) Diet
seimbang dalam kehamilan yaitu tinggi protein, rendah lemak, cairan dan garam
tidak perlu dikurangi.
Rasional :
Ibu hamil dengan preeklampsia ringan tetap membutuhkan
makanan yang tinggi protein, rendah lemak, dan pembatasan cairan dan garam
tidak bisa mencegah hipertensi dalam kehamilan.
3) Hygiene
dalam kehamilan
Rasional :
Personal hygiene sangat penting untuk mencegah
terjadinya infeksi dan dapat memberikan rasa nyaman pada pasien.
e. Ajarkan ibu
menghitung gerakan janinnya untuk memantau kesejahteraan janinnya.
Rasional :
Dengan mengajarkan ibu cara menghitung gerakan
janinnya ibu dapat memantau sendiri kondisi janinnya secara objektif sekaligus
meningkatkan pengetahuan ibu tentang kehamilan.
f. Ajarkan pada
ibu untuk untuk memantau tanda-tanda terjadi preeklampsia berat yaitu sakit
kepala, rasa nyeri di daerah epigastrium, penglihatan kabur, mual sampai muntah
dan gangguan kesadaran.
Rasional :
Agar ibu mengerti dan dapat mengambil keputusan klinik
yang tepat jika muncul tanda-tanda preeklampsia berat.
g. Jelaskan
pada ibu tentang 9 tanda bahaya kehamilan.
Rasional:
Dengan memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan,
ibu akan mengerti dan melaksanakan anjuran bidan sehingga jika ibu mengalami
salah satu dari Sembilan tanda bahaya kehamilan itu, ibu dapat segera ke tenaga
kesehatan (dokter/bidan) sehingga ibu mendapatkan pertolongan dari segala hal
yang mengancam keselamatan jiwa dan janinnya.
h. Diskusikan
dengan ibu tentang persiapan persalinan dan kelahiran bayinya.
Rasional:
Dengan adanya diskusi antara ibu dan keluarga baik
secara fisik maupun psikis dan finansial akan siap menghadapi persalinan dan
kelahiran bayinya tanpa rasa cemas yang berlebihan.
i. Anjurkan
pada ibu untuk melakukan USG.
Rasional:
Ultrasonografi (USG) merupakan suatu metode diagnostik
dengan menggunakan gelombang ultrasonik, untuk mempelajari struktur jaringan
berdasarkan gambaran echo dari gelombang ultrasonik yang dipantulkan oleh
jaringan, yang manfaatnya untuk memantau keadaan janin.
j. Pemberian
vitamin C 3x1 sehari, vitamin B kompleks 3x1 sehari dan Fe 1x1 sehari.
Rasional:
1) Vitamin C
berfungsi sebagai antioksidan, senyawa yang membantu mengimbangi kerusakan yang
disebabkan oleh radikal bebas, meningkatkan daya tahan tubuh, membantu
penyerapan zat besi.
2) Kebutuhan
zat besi 15-30 mg/hari (1x1 tablet) yang diperlukan dalam proses pembentukan
eritrosit untuk mempertahankan konsentrasi dan meningkatkan hemoglobin yang
mengalami perubahan akibat hemodulusi/pengenceran darah.
k. Anjurkan ibu
untuk melakukan kunjungan ANC scara teratur dan teliti serta menganjurkan untuk
datang kembali memeriksakan kehamilannya minggu depan yaitu tanggal 05-07-2010
dan bila ada tanda-tanda bahaya kehamilan segera memeriksakan kesarana
kesehatan terdekat.
Rasional :
ANC yang teratur dan teliti dapat mendeteksi adanya
komplikasi yang memperburuk keadaan ibu hamil. Di samping itu dengan
menganjurkan ibu datang minggu depan ibu dapat mengetahui keadaannya serta
keadaan janinnya sehingga bila ada hal-hal yang membahayakan ibu dan janin
dapat segera diberikan pertolongan.
F. Langkah VI.
Implementasi Asuhan Kebidanan
Tanggal 28-06-2010, Jam 10.30 wita
1. Melakukan
pemeriksaan satu kali dalam seminggu untuk memantau tekanan darah, urine,
kenaikan berat badan, oedema dan kondisi janin.
2. Menyampaikan
hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ia dalam keadaan preeklampsia ringan.
3. Memberikan
dukungan psikologis dan spiritual pada ibu dengan melibatkan suami dan keluarga
dalam perawatan klien.
4. Memberikan
HE pada ibu tentang:
a. Menganjurkan
ibu untuk istirahat yang cukup pada siang hari minimal 1 jam dan pada malam
hari minimal 7 jam.
b. Menganjurkan
pada ibu untuk diet seimbang dalam kehamilan yaitu dengan makan makanan yang
tinggi protein, rendah lemak dan garam tidak perlu dikurangi misalnya banyak
makan ikan, tahu, tempe, dan banyak minum air putih.
c. Hygiene
dalam kehamilan seperti mengganti pakaian dalam tiap kali lembab.
5. Mengajarkan
ibu untuk menghitung gerakan janinnya untuk memantau kesejahteraan janin dengan
ketentuan.
a. Waktu
menghitung gerakan dilakukan sekali dalam sehari.
b. Dihitung
hingga 10 kali gerakan dengan sekurang-kurangnya 10 gerakan dalam 10 jam.
c. Ibu harus
segera memberitahu bidan/dokter jika gerakan janinnya kurang dari 10 kali dalam
sejam.
6. Mengajarkan
pada ibu untuk memantau tanda-tanda terjadinya preeklampsia berat, yaitu sakit
kepala, rasa nyeri di daerah epigastrium, penglihatan kabur, mual sampai muntah
dan gangguan kesadaran.
7. Menjelaskan
pada ibu tentang Sembilan tanda bahaya kehamilan Seperti:
a. Sakit kepala
menetap.
b. Gangguan
penglihatan
c. Edema pada
wajah dan tangan.
d. Mual muntah
berlebihan.
e. Nyeri perut
hebat.
f. Penurunan
gerakan janin.
g. Perdarahan
jalan lahir.
h. Demam.
i. Kejang.
8. Mendiskusikan
dengan ibu tentang persiapan persalinan dan kelahiran bayinya. Pemilihan tempat
persalinan, penentuan penolong persalinan, biaya persalinan dengan mengingat
“SURGAKU“ (Serahkan Urusan Rumah Tangga pada Keluarga) dan “BERDOA“ ( Bersama
Donor Ongkos Angkutan)
9. Menganjurkan
ibu untuk melakukan pemeriksaan USG
10. Penatalaksanaan
pemberian vitamin C 3x1 sehari, vitamin B kompleks 3x1 sehari dan Fe 1 tablet
sehari.
11. Menganjurkan
ibu untuk ANC secara teratur dan teliti serta menganjurkan ibu untuk datang
kembali memeriksakan kehamilannya minggu depan yaitu pada tanggal 05-07-2010.
Dan bila ada tanda-tanda bahaya kehamilan segera memeriksakan pada sarana
kesehatan yang terdekat.
G. Langkah VII.
Evaluasi Asuhan Kebidanan
Tanggal 28-06-2010, Jam 10.30 Wita
1. Kehamilan
masih berlangsung dengan baik dengan gestasi 33 minggu 2 hari.
2. Keadaan ibu
dengan preeklampsia ringan belum teratasi dan keadaan janin baik, ditandai
dengan :
a. Tekanan darah
: 140/90 mmHg
b. Edema
: (+/+) pada kedua tungkai.
c. Albumin
: positif (+)
d. DJJ dalam
batas normal : 142x/menit
3. Tidak
terjadi preeklampsia berat yang ditandai dengan:
a. Tekanan
darah: 140/90 mmHg.
b. Albumin : Positif (+)
PENDOKUMENTASIAN HASIL USUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE
PADA NY. ”X” DENGAN PREEKLAMPSIA RINGAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI
FATIMAH MAKASSAR
TANGGAL 28 JUNI 2010
Nomor Registar
: 044949
Tanggal kunjungan : 28
Juni 2010, jam 10.00 wita
Tanggal pengkajian : 28 Juni
2010, jam 10.30 wita
A. Identitas
Ibu/Suami
1. Nama : Ny. “X“/Tn. “R“
2. Umur
: 32 tahun/35 tahun
3. Nikah : 1x/1 tahun 7 bulan
4. Suku
: Bugis/bugis
5. Agama
: Islam/islam
6. Pendidikan :
D3/S1
7. Pekerjaan
: Honorer/PNS
8. Alamat : Jl.
Barukang V no. 12 Makassar
B. Data
Subjektif
1. Ibu
mengatakan HPHT tanggal 07 -11 -2009
2. Ibu
mengatakan hamil pertama dan tidak pernah keguguran.
3. Ibu
mengatakan umur kehamilannya sudah 7 bulan.
4. Ibu
merasakan pergerakan janinnya pada awal bulan April 2010.
5. Ibu
merasakan pergerakan janinnya kuat terutama pada perut sebelah kiri.
6. Ibu
mengatakan selama hamil tidak ada nyeri perut
7. Ibu
mengatakan telah mendapatkan imunisai TT sebanyak 2x selama kehamilannya di
Rumah sakit.
8. Ibu mengeluh
sakit kepala dan bagian belakang kepala tegang.
9. Ibu
mengatakan khawatir dengan kehamilanya.
10. Ibu tidak
ada riwayat hipertensi , penyakit jantung, hepatitis , diabetes mellitus,
paru-paru dan penyakit menular seksual.
C. Data
Objektif
1. Keadaan umum
ibu baik
2. Kesadaran
komposmentis
3. Tinggi
: 156 cm
4. Berat badan
sebelum hamil : 55 kg, Berat badan
sekarang : 68 kg
5. Lila
: 26 cm
6. Tanda-tanda
vital:
a. Tekanan
darah
: 140/90 mmHg
b. Nadi
: 82x/menit
c. Suhu
: 36,5˚C
d. Pernafasan
: 22 x/menit
7. Kulit kepala
bersih, rambut tidak mudah tercabut dan dan tidak nyeri tekan.
8. Tidak ada
oedema pada wajah
9. Conjungtiva
merah muda, sclera putih.
10. Gigi
lengkap, dan satu caries pada gigi.
11. Pada leher
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan vena
jugularis.
12. Payudara
simetris kiri dan kanan, puting susu terbentuk, tampak hiperpigmentasi pada
areola mammae, tidak teraba massa dan colostrum ada jika areola dipencet.
13. Pada abdomen
tampak striae livide, linea nigra, tonus otot perut tampak tegang, tidak ada
striae albicans dan luka bekas operasi.
14. Pemeriksaan
Leopold
a. Leopold
I : TFU ½ pst px (30 cm), teraba
bokong.
b. Leopold
II : Punggung kanan.
c. Leopold III
: Kepala.
d. Leopold
IV : Konvergen
Lingkar perut 90 cm
TBJ : TFU x lingkar perut : 30 x 90 = 2700 gram
Pembesaran perut sesuai umur kehamilan.
Tidak ada nyeri tekan pada saat palpasi abdomen.
15. DJJ
terdengar jelas,kuat dan teratur pada satu sisi yaitu sisi sebelah kanan dengan
frekuensi 142x/menit.
16. Tidak ada
varises pada kedua tungkai.
Edema (+/+) pada tungkai.
Refleks patella (+/+) kiri dan kanan.
17. Pemeriksaan
laboratorium tanggal 28 Juni 2010 :
a. Hb
: 11,4 gr%
b. Albumin
: Positif (+)
c. Reduksi
: Negatif (-)
D. Assesment
1. GI P0 A0,
Umur kehamilan 33 minggu 2 hari, puka, presentasi kepala, konvergen,
intrauteri, tunggal, hidup, keadaan janin baik dan keadaan ibu dengan
preeklampsia ringan.
2. Potensial
terjadi preeklampsia berat.
E. Planning
Tanggal 28 Juni 2010, jam 10.30 wita
1. Melakukan
pemeriksaan satu kali seminggu untuk memantau tekanan darah, urine, kenaikan
berat badan, oedema dan kondisi janin.
2. Menyampaikan
hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ia dalam keadaan preeklampsia ringan.
3. Memberikan
dukungan psikologis dan spiritual pada ibu dengan melibatkan suami dan keluarga
dalam perawatan klien.
4. Memberikan
HE pada ibu tentang :
a. Menganjurkan
ibu untuk istirahat yang cukup pada siang hari minimal 1 jam, pada malam hari
minimal 7 jam.
b. Menganjurkan
kepada ibu untuk diet seimbang dalam kehamilan dengan makan makanan yang tinggi
protein, rendah lemak dan garam tidak perlu di kurangi misalnya banyak makan
ikan, tahu, tempe, dan banyak minum air putih.
c. Hygiene
dalam kehamilan seperti mengganti pakaian dalam tiap kali lembab.
5. Mengajarkan
ibu untuk menghitung gerakan janinnya untuk memantau kesejahteraan janin dengan
ketentuan.
a. Waktu
menghitung gerakan di lakukan sekali dalam sehari.
b. Dihitung
hingga 10 kali gerakan dengan sekurang-kurangnya 10 gerakan dalam 10 jam.
c. Ibu harus
segera memberitahu bidan, dokter jika gerakan janinnya kurang dari 10 kali
dalam 10 jam.
6. Mengajarkan
pada ibu untuk memantau tanda tanda terjadi preeklampsia berat yaitu sakit
kepala, rasa nyeri di daerah epigastrum, penglihatan kabur, mual sampai muntah
dan gangguan kesadaran.
7. Menjelaskan
pada ibu tentang Sembilan tanda bahaya kehamilan seperti :
a. Sakit kepala
menetap.
b. Gangguan
penglihatan.
c. Edema pada
wajah dan tangan.
d. Mual muntah
berlebihan (Hiperemesis gravidarum).
e. Nyeri perut
hebat.
f. Penurunan
gerak janin.
g. Perdarahan
jalan lahir.
h. Demam.
i. Kejang.
8. Mendiskusikan
dengan ibu tentang persiapan persalinan dan kelahiran bayinya. Pemilihan tempat
persalinan, penentuan penolong persalinan, biaya persalinan dengan mengingat
“SURGAKU” (Serahkan Urusan Rumah Tangga pada Keluarga) dan “BERDOA” (Bersama
Donor Ongkos Angkutan).
9. Menganjurkan
ibu untuk melakukan pemeriksaan USG.
10. Penatalaksanaan
pemberian vitamin C 3x1 sehari, vitamin B kompleks 3x1 sehari, dan Fe 1 tablet sehari.
11. Menganjurkan
ibu untuk ANC secara teratur dan teliti serta menganjurkan untuk datang kembali
memeriksakan kehamilannya minggu depan yaitu tanggal 05 Juli 2010 dan bila ada
tanda-tanda bahaya kehamilan segera memeriksakan kesarana kesehatan terdekat.
BAB IV
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas tentang kesenjangan
antara teori dan studi kasus dengan pelaksanaan manajemen asuhan kebidanan pada
Ny. ”X” kehamilan 33 minggu 2 hari dengan preeklampsia ringan di Rumah Sakit
Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar tanggal 28 Juni, 05 dan 12 Juli 2010.
Pembahasan ini disusun berdasarkan teori dan alasan
nyata dengan pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari 7 langkah.
A. Identifikasi
Data Dasar
Identifikasi
data dasar merupakan langkah awal dari manajemen kebidanan, langkah yang
merupakan kemampuan intelektual dalam mengidentifikasi masalah klien, kegiatan
yang dilaksanakan dalam rangka identifikasi data dasar meliputi pengumpulan
data dan pengelolahan.
Pada tahap
identifikasi data dasar, penulis tidak menemukan hambatan yang berarti, karena
pada saat pengumpulan data, pada Ny. ”X” maupun keluarganya serta bidan dan
dokter yang ada di ruangan dapat memberikan informasi secara terbuka sehingga
memudahkan penulis untuk memperoleh data-data yang diinginkan sesuai dengan
permasalahan yang akan diangkat. Data yang diambil oleh penulis dilakukan
secara terfokus pada masalah yang dialami Ny. ”X”.
Dalam
tinjauan pustaka dikatakan bahwa preeklampsia ringan merupakan hipertensi yang
disertai proteinuria, edema yang terjadi akibat kehamilan setelah minggu ke-20,
dimana gejala yang paling penting adalah hipertensi dan proteinuria.
Pada Ny. ”X”
pada saat pengkajian didapatkan data antara lain : Kehamilan 33 minggu 2 hari
dengan keluhan sakit kepala, penglihatan kadang berkunang-kunang dan pada
pemeriksaan ditemukan tekanan darah 140/90 mmHg, edema pada tungkai bawah
(+/+), sedangkan pada pemeriksaan laboratorium urine: albumin (+), dalam hal
ini menandakan bahwa ibu tersebut mengalami “Preeklampsia ringan”
Dengan demikian
apa yang dijelaskan dalam tinjauan pustaka dengan studi kasus Ny “X”, tampak
adanya kesamaan yaitu didapatkan adanya gejala utama yaitu : hipertensi dan
proteinuria
B. Merumuskan
Diagnosa/Masalah Aktual
Diagnosa
adalah hasil analisa dan perumusan masalah yang diputuskan berdasarkan
identifikasi yang didapat dari analisa-analisa dasar. Dalam menetapkan diagnosa
bidan menggunakan pengetahuan professional sebagai data dasar untuk mengambil
tindakan diagnosa kebidanan yang ditegakkan harus berlandasan ancaman keselamatan
hidup klien.
Dalam
tinjauan usuhan kebidanan setelah pengumpulan data, maka di kembagkan kedalam
identifikasi data yang spesifik mengenai masalah atau diagnosa. Masalah aktual
merupan masalah yang nampak nyata yang dapat diambil melalui data subjektif dan
data objektif . Pada tinjauan pustaka dikatakan bahwa diagnosis preeklampsia
ditegakkan berdasarkan adanya tanda-tanda utama yaitu hipertensi , protinuria
dan pedema sedangkan pada kasus Ny. ”X” diperoleh diagnosa/masalah aktual yang
didapatkan yaitu GI PO AO, hamil 33 minggu 2 hari, punggung kanan , presentasi
kepala, konvergen, intra uteri, tunggal, hidup, keadaan janin baik, keadaan ibu
dengan preeklampsia ringan ditandai dengan hipertensi, proteinuria (+), oedema
pada tungkai bawah (+/+) dan kecemasan.
Dengan
demikian diagnosa/masalah aktual yang telah di identifikasi pada Ny. ”X” dengan
kasus preeklampsia ringan menunjukkan adanya persamaan dari tinjauan pustaka.
C. Merumuskan
Diagnosa/Masalah Potensial
Pada langkah
ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnosa yang terbaru. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, pencegahan bila memungkinkan, menunggu sambil mengamati dan
bersiap-siap bila hal tersebut benar-benar terjadi.
Pada
tinjauan manajemen asuhan kebidanan mengidentifikasi masalah potensial yang
mungkin akan terjadi pada Ny. ”X” berdasarkan pengumpulan data, pengamatan yang
cermat dan observasi yang akurat kemudian dievaluasi apakah terdapat kondisi
yang tidak normal, dan apabila tidak mendapatkan penanganan segera dapat
membawa dampak yang lebih berbahaya sehingga mengancam kehidupan Ny. ”X” dari
tinjauan pustaka preeklampsian ringan yang tdak ditangani segera akan berlanjut
menjadi preeklampsia berat.
D. Perlunya
Tindakan Segera/Kolaborasi
Menentukan
intervensi yang harus langsung segera dilakukan oleh bidan atau dokter. Hal ini
terjadi pada penderita kegawat daruratan, kolaborasi dan konsultasi dengan
tenaga kesehatan lebih ahli sesuai keadaan klien.
Dalam kasus
ini penulis melakukan perlunya tindakan segera atau kolaborasi karena adanya
diagnosa atau masalah yang memerlukan tindakan segera.
E. Rencana
Asuhan Kebidanan
Pada rencana
manajemen asuhan kebidanan perencanaan adalah proses penyusunan suatu rencana
tindakan berdasarkan identifikasi masalah yang didapatkan dan antisipasi
diagnosa dan masalah potensial yang akan mungkin terjadi. Perencanaan tindakan
harus berdasarkan masalah yang telah ditemukan.
Pada
tinjauan pustaka, perencanaan tindakan pada ibu hamil dengan preeklampsia
ringan adalah dangan kehamilan kurang dari 37 minggu jika belum ada perbaikan
lakukan penilaian satu kali seminggu secara rawat jalan, pantau tekanan darah,
urine, refleks patella dan kondisi janin, konseling pasien dan keluarganya
tentang tanda-tanda bahaya preeklampsia dan eklampsia, diet biasa tidak perlu
rendah garam, tidak perlu diberi obat-obatan penurun tekanan darah dan
istirahat.
Sedangkan
rencana asuhan yang dilakukan di lahan praktek menunjukkan adanya persamaan
yaitu dilakukan pemeriksaan satu kali seminggu untuk memantau tekanan darah,
urine, kenaikan berat badan, oedema dan kondisi janin, sampaikan hasil
pemeriksaan kepada ibu, support ibu dalam menjalani kehamilannya dan menghadapi
persalinannya, berikan pendidikan kesehatan pada ibu tentang istirahat yang
cukup, diet seimbang dalam kahamilan yaitu tinggi protein, rendah lemak,
cairan dan garam tidak perlu dikurangi, ajarkan ibu menghitung pergerakan
janinnya untuk memantau kesejahteraan janinnya, ajarkan pada ibu untuk memantau
tanda-tanda untuk terjadi preeklampsia berat, diskusikan Sembilan tanda bahaya
kehamilan, diskusikan tentang persiapan persalinan dan kelahiran bayinya,
anjurkan untuk melakukan USG, penatalaksanaan pemberian vitamin C, vitamin B
kompleks dan Fe serta anjurkan ibu untuk ANC secara teratur.
F. Pelaksanaan Asuhan
Kebidanan
Implementasi
dapat dikerjakan keseluruhan oleh bidan bekerjasama dengan tim kesehatan lain.
Bidan harus bertanggung jawab terhadap tindakan langsung ataupun tindakan
konsultasi maupun kolaborasi, implementasi yang efisiensi akan mengurangi waktu
dan biaya perawatan serta meningkatkan kualitas pelayanan pada klien.
Pada
tinjauan manajemen asuhan kebidanan, pelaksanaannya mengacu pada penyusunan
rencana asuhan yang telah ditetapkan denagn mengadakan kerja sama antara
petugas kesehatan lain dan atas persetujuan dari Ny. ”X”. Pada tahap
pelaksanaan, penulis melaksanakan sesuai dengan rencana asuhan. Hal ini sesuai
dengan penerapan di lahan praktek pada tinjauan dan studi kasus preeklampsia
ringan tidak diperlukan obat anti konvulsan, ini sejalan dengan kenyataan di
lahan praktek yang tidak juga digunakan pada preeklampsia ringan sehingga hal
tersebut tidak menimbulkan kesenjangan antara tinjauan pustaka dan studi kasus
pada Ny. ”X” yang didapatkan di lahan praktek.
G. Evaluasi
Asuhan Kebidanan
Evaluasi
merupakan langkah akhir dari proses manajemen asuhan kebidanan yaitu merupakan
penilaian terakhir tingkat keberhasilan asuhan yang diberikan kepada klien
dangan berpedoman pada masalah yang telah ditetapkan sebelumnya.
Evaluasi
dilakukan setelah diberikan asuhan 3 kali kunjungan dari tanggal 28 Juni, 05
dan 12 Juli 2010, pada kunjungan pertama yaitu tanggal 28 Juni 2010 semua
masalah yang dihadapi ibu belum teratasi. Pada kunjungan kedua yaitu tanggal 05
Juli 2010 didapatkan hasil evaluasi keadaan ibu mengalami kemajuan dan setelah
kunjungan ketiga yaitu tanggal 12 Juli 2010 keadaan ibu sudah
membaik ditandai dengan tekanan darah 120/80 mmHg, dan pemeriksaan laboratorium
albumin negatif (-)
Dengan
demikian pada tinjauan pustaka dan studi kasus pada Ny. ”X” di lahan praktek
secara garis besar nampak adanya persamaan karena masalah sebagian teratasi
dengan baik.
BAB V
PENUTUP
Setelah mempelajari teori-teori dan pengalaman
langsung dari lahan praktek melalui studi kasus pada Ny. ”X” kehamilan , 33 minggu
2 hari dengan preeklempsia Ringan Dirumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah
Makassar tanggal 28 Juni, 05 dan 12 Juli 2010, maka penulis menarik suatu
kesimpulan dan saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. Dari hasil
pengkajian identifikasi dan interpretasi data yang telah dilakukan pada Ny. ”X”
diagnosa/masalah yang dialami adalah preeklampsia ringan dimana pada saat
dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik ditemukan tiga tanda dari
preeklampsia ringan, yaitu tekanan darah 140/80 mmHg, bengkak pada kedua tungkai
bawah, dan pada pemeriksaan laboratorium juga ditemukan protein dalam
urin/albumin positif (+). Ditinjau dari pola makan ibu tiap harinya semuanya
biasa saja, sehingga dapat disimpulkan bahwa preeklampsia yang dialami pada Ny.
“X” disebabkan langsung oleh kehamilan.
2. Dari
diagnosa tersebut dilakukan tindakan asuhan kebidanan antara lain menganjurkan
ibu untuk banyak istirahat, diet biasa tanpa mengurangi asupan garam, dan
menganjurkan ibu melakukan ANC secara teratur untuk memantau tekanan darah, proteinuria,
edema dan keadaan janin.
B. Saran
Berdasarkan
kesimpulan di atas, maka penulis dapat mengemukakan beberapa saran antara lain
:
1. Diharapkan
setiap institusi pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan metode
pelaksanaan manajemen asuhan kebidanan dalam memecahkan masalah. Mengingat
metode tersebut sangat bermanfaat dalam membina petugas kesehatan guna
menciptakan sumber daya manusia yang berpotensi dan professional.
2. Sebagai
seorang petugas kesehatan khususnya bidan diharapkan dapat mengetahui tanda dan
gejala pada kehamilan denga preeklampsia ringan sehingga dapat mendeteksi lebih
awal apabila menemukan kasus tersebut dan dapat segera mengambil keputusan
klinik dalam penanganan selanjutnya yaitu dengan konsultasi, kolaborasi atau
rujukan ke tempat pelayanan kesehatan yang lebih memadai.
3. Diharapkan
klien (ibu hamil) dapat segera memeriksakan dirinya apabila menemukan
kelainan kelainan pada dirinya dan kehamilannya agar dapat dideteksi sedini
mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Al- Azazi Adil bin
Yusuf, 2007. Kehamilan dan Janin Menurut Islam, cetakan pertama, Pustaka
Al- kautsar, Jakarta.
Himpunan Kedokteran
Feto Maternal POGI, 2006, Pedoman Pengelolaan Hipertensi dalam Kehamilan di
Indonesia..http://www.etd.eprints.ums.ac.id online diakses 03 mei 2010
H Panji Irawan, 2009,
Setiap Penyakit Pasti ada Obatnya, http://www.idmgarut.wordpress.com/2009/ online diakses 13 april 2010
I Ketut Muliartha2007, Kadar MDA dan GSH pada Kasus
Preeklampsia , http://www.infojurnals.blogspot.com/ online diakses 13 april 2010
Ladewig, Patricia
W.2006. Buku Saku Asuhan Ibu dan Bayi Baru Lahir, cetakan pertama, EGC,
Jakarta.
Mandriwati, G.A.
2008. Penuntun Belajar Asuhan Kebidanan Ibu Hamil, cetakan pertama, EGC,
Jakarta.
Naylor, C. Scott,
2005. Obstetri – Ginekologi, cetakan pertama, EGC, Jakarta.
Onggo, Ira Tri, 2010.
Panduan Super Lengkap Kehamilan Sehat, cetakan pertama, New Diglossia,
Jogjakarta
Profil Dinas
Kesehatan, 2009. Diakses tanggal 26 Mei 2010
Rozikhan, 2007, Faktor-faktor
Resiko terjadinya Preeklampsia, http://www.repository.ui.ac.id/ online diakses 13 april 2010
R. Windy Hapsari,
2009, Kehamilan Ganda, http://www.mediague.wordpress.com/ online diakses 03 mei 2010
Saifuddin, Abdul
Bari, 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Siti Candra, 2009, Faktor
Risiko Kejadian Preeklampsia. http://www.himapid.blogspot.com.html
online diakses 03 mei 2010
Solihah Lutfiatus ,
2007. Panduan Lengkap Hamil Sehat, cetakan VIII, Diva Press, Jogjakarta.
Sutomo Sowarto, 2008,
Prokontra Penanganan Eklampsia, http://www.kalbe.co.id/
online diakses 13 april 2010
Wiknjosastro, Hanifa,
2006. Ilmu kebidanan, Edisi 3, Yayasan Pustaka Sarwono
Prawirohadjo :Jakarta.
Yulianti Devi, 2006. Buku
Saku Manajemen Komplikasi Kehamilan dan Persalinan, cetakan pertama, EGC,
Jakarta.
Yuwielueninet’s
Weblog, 2010, Hati-hati Preeklampsia, http://www.infobidanfitri.blogspot.com/ online diakses 13 april 2010